Sudah lebih dari setahun SMAN 10 Surabaya melaksanakan program SKS (Sistem Kredit Semester). Keinginan SMANDASA melaksakan SKS ini tidak lain dalam rangka mendukung Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Bapak Mendikbud Nadiem Makarim. Dengan SKS, jangka waktu belajar siswa dapat menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.
Di tahun ini SMANDASA juga mendapat kesempatan supervisi dari Dinas Pendidikan Jawa timur yang kebetulan diwakili oleh Ibu Ninik Kristiani. Ini kali pertama kami melakukan supervisi dan itu cukup membuat gugup. Ada banyak hal yang harus diperbaiki namun itu tak membuat kami patah semangat. Justru masukan-masukan dari Bu Ninik sangat memotivasi dan memberikan kami modal untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.
Di sela-sela supervisi yang dilakukan secara daring ini, Bu Ninik nampak tertarik mendengar fakta bahwa terdapat siswa inklusi yang mengikuti program percepatan SKS di SMA 10 ini. Ibu Novi yang bertugas mendampingi siswa inklusi ikut mengutarakan bahwa memang ada siswa permata (sebutan kami untuk siswa inklusi) yang sangat cerdas yaitu Kenzo. Karena dia mempunya kekurangan dalam penglihatan, GPK termasuk Bu Novi membuatkan media tersendiri yang menggunakan Braile. Selain itu Kenzo juga menggunakan aplikasi JAWS yang membatu menerjemahkan tulisan menjadi suara.
Supervisi ini memang membuat kami sangat deg-degan namun juga memberikan pengalaman yang luar biasa.